Alkisah uing berada di negeri yang gersang, disitu terhampar padang pasir yang sangat luas tanpa ada pepohonan sekali pun. Di sekitar mata memandang, hanya ada gundukan pasir, reptil-reptil dan ular derik yang berbisa yang hanya bisa mengeluarkan suara lewat buntutnya saja.
Langkah demi langkah uing coba lewati gurun pasir itu menuju oasis yang katanya berada tepat di lintang garis kathulistiwa. Dipandu oleh matahari yang menyengat kulit uing, ia mencoba bertahan dengan segala perbekalan yang ia bawa dari negerinya yang sejuk dan asri.
Hari demi hari uing lalui dengan perjalanan yang tak kenal lelah. Badai pasir yang menerjang, sengatan sinar matahari yang menusuk kulitnya, dan sengatan binatang reptil padang pasir tak menyurutkan niat uing untuk mencapai oasis yang selalu ada di benaknya.
Singkat cerita, hampir 3 bulan uing mengarungi padang pasir nan gersang itu. Satu persatu perbekalan uing habis, yang tersisa hanya pakaian yang menempel di tubuhnya dan sebuah keyakinan yang masih tetap ada di benaknya.
Harapan uing menjadi luntur karena tak kunjung tiba di oasis itu, badannya menjadi kering kerontang karena semua perbekalan yang ia bawa habis. Uing hanya mengandalkan reptil-reptil yang berkeliaran di gurun pasir itu untuk dimakan, dan darahnya ia gunakan untuk menghilangkan dahaga yang ia rasakan. Hingga suatu hari, uing tak menemukan sekalipun reptil sedangkan dahaga terus menyerang tenggorokannya.
2 hari uing lewati gurun itu tanpa ada satu pun yang bisa ia makan ataupun ia minum, sampai ia meminum air kencingnya sendiri untuk memuaskan rasa haus di tenggorokannya. Sungguh berat perjalanan yang uing lakukan demi sebuah keyakinannya.
Suatu saat di gurun pasir nan gersang uing menemukan sebuah pohon yang sangat indah. Pohon itu memiliki daun-daun rindang berwarna jingga, batangnya dipenuhi duri seperti layaknya sebuah tanaman yang indah yang membentengi dirinya dari serangan musuh dengan membangun sebuah pertahanan diri yang bernama duri.
Uing berlari menuju pohon indah itu. Didekatinya pohon itu dan diperhatikan dengan seksama ternyata terdapat beberapa buah yang berbentuk bintang dengan warna yang sangat menggugah hatinya. Buah itu berwarna merah keunguan, warna yang selama hampir 3 bulan ini tidak pernah ia jumpai. Sontak uing pun mengambil buah itu dengan satu harapan bisa memuaskan nafsu lapar dan dahaganya.
Dengan rakusnya uing memakan buah-buah itu…..
No comments:
Post a Comment