Terulang lagi dan kembali terulang lagi…mungkin manusia bisa menyerupai keledai yang bisa jatuh ke dalam lubang yang sama. Tapi apakah mengulangi rasa [OAS1] yang pernah singgah itu bisa dikatakan dungu laksana keledai???
Rasa adalah sesuatu hal yang tak kasat mata, abstrak, tidak terlihat, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berbentuk. Lubang adalah sesuatu yang nyata. Ia terlihat oleh mata, ia ada karena ada sesuatu yang mengelilinginya.
Ketika manusia terperosok dalam lubang, satu cara yang bisa dilakukan untuk kembali berdiri lagi adalah dengan naik dan bangkit. Ketika manusia terjebak dengan rasa, apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa itu?
Ketika manusia terjerambab oleh rasa, apakah pikiran bisa menghilangkannya??? Bisa, tidak, sulit, mungkin, mustahil….. saya kira bisa.
Bermain dengan persepsi dan pikiran mulai dilakukan ketika rasionalisasi mulai digunakan sebagai defence mechanism untuk mengatasi masalah dan kecemasan yang mengancam ego. Saat realitas manusia terganggu oleh ancaman dari luar, saat rasa [OAS2] itu kembali datang lagi, saat itu pula manusia memainkan pikirannya untuk meminimalisir kecemasan yang disebabkab oleh rasa itu. Mind set mereka di ubah, ego mereka diperkuat, jantung mereka lebih gencar memompa darah menuju otak, kelenjar keringat lebih giat berproduksi dan perilaku pun muncul sebagai reaksi dari organ tubuh yang bekerja serta jiwa yang bergejolak.
Lalu bagaimana rasanya masuk lubang????
[OAS1]Rasa disini bukan rasa yang dihasilkan oleh panca indera, tetapi rasa yang dihasilkan oleh hati
[OAS2]Konotasi negatif
No comments:
Post a Comment